Hudzaifah Trisakti Online - Jakarta, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim: 24 - 25)
Sebagaimana yang telah kita ketahui, Islam adalah Ad Din yang berintikan iman dan amal. Jika iman (aqidah) itu ibaratkan "pokok"nya, maka dari pokok itulah keluar cabang-cabangnya. Dalam hal ini, cabang-cabang dalam Islam meliputi semua bidang kehidupan. Imam Syahid Hasan Al Bana menyebutkan hal ini dengan kalimat, "Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan da'wah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih."
Iman dan amal atau dengan kata lain aqidah dan syariat tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya ibarat buah dengan pohonnya. Setiap muslim tidak bisa hanya memiliki iman saja tanpa beramal, dan sebaliknya; atau hanya menjalankan syariat saja tanpa aqidah yang lurus, dan sebaliknya. Kedua-kedua musti dimiliki oleh seorang muslim. Masuklah kita ke dalam Islam secara kaffah.
Iman atau aqidah terdiri dari 6 perkara (rukun iman):
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada alam ghaib
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada hari akhirat.
6. Iman kepada qadha dan qadar.
Inti dari aqidah Islamiyah di atas adalah Tauhid kepada Allah, meng-Esakan Allah (Laa ilaha illallah). Yaitu mengakui bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah melainkan Allah. Itu artinya, tiada tempat bergantung, tempat berdoa, tempat memohon, tempat berlindung, dsb, melainkan hanya kepada Allah semata. Kalimat Tauhid (Laa ilaha illallah) inilah yang termasuk kalimat dalam "kalimat yang baik" sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 24, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,..."
Keseluruhan isi Al Qur'an adalah berbicara dari sudut pandang Tauhid. Bersumber dari tauhid ini lahirlah cabang-cabangnya yang berupa peraturan-peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia, dan manusia dengan Tuhannya. Dalam semua bentuk peraturan ini tujuan utamanya adalah untuk memperkuat serta menanam tauhid terhadap Allah ke dalam hati setiap orang yang beriman.(hdn)
Sebagaimana yang telah kita ketahui, Islam adalah Ad Din yang berintikan iman dan amal. Jika iman (aqidah) itu ibaratkan "pokok"nya, maka dari pokok itulah keluar cabang-cabangnya. Dalam hal ini, cabang-cabang dalam Islam meliputi semua bidang kehidupan. Imam Syahid Hasan Al Bana menyebutkan hal ini dengan kalimat, "Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan da'wah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih."
Iman dan amal atau dengan kata lain aqidah dan syariat tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya ibarat buah dengan pohonnya. Setiap muslim tidak bisa hanya memiliki iman saja tanpa beramal, dan sebaliknya; atau hanya menjalankan syariat saja tanpa aqidah yang lurus, dan sebaliknya. Kedua-kedua musti dimiliki oleh seorang muslim. Masuklah kita ke dalam Islam secara kaffah.
Iman atau aqidah terdiri dari 6 perkara (rukun iman):
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada alam ghaib
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul-Nya
5. Iman kepada hari akhirat.
6. Iman kepada qadha dan qadar.
Inti dari aqidah Islamiyah di atas adalah Tauhid kepada Allah, meng-Esakan Allah (Laa ilaha illallah). Yaitu mengakui bahwa tiada Tuhan yang patut di sembah melainkan Allah. Itu artinya, tiada tempat bergantung, tempat berdoa, tempat memohon, tempat berlindung, dsb, melainkan hanya kepada Allah semata. Kalimat Tauhid (Laa ilaha illallah) inilah yang termasuk kalimat dalam "kalimat yang baik" sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 24, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,..."
Keseluruhan isi Al Qur'an adalah berbicara dari sudut pandang Tauhid. Bersumber dari tauhid ini lahirlah cabang-cabangnya yang berupa peraturan-peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia, dan manusia dengan Tuhannya. Dalam semua bentuk peraturan ini tujuan utamanya adalah untuk memperkuat serta menanam tauhid terhadap Allah ke dalam hati setiap orang yang beriman.(hdn)