Ketika Agen DSS Luke Hobbs (Dwayne “The Rock”
Johnson) dihadapkan pada kasus perampokan di Moscow yang dilakukan oleh
para penjahat dengan kemahiran mengemudikan mobil dalam kecepatan
tinggi, dia menyadari bahwa untuk mengungkap kasus semacam itu
diperlukan orang-orang dengan kemampuan setara. Bagi Hobbs, serigala
hanya dapat dikalahkan oleh serigala. Itulah alasannya mengapa dia
segera menghubungi Dominic Toretto (Vien Diesel) dan kawan-kawan untuk
meminta bantuan.
Walaupun Toretto dulu pernah merepotkan Hobbs
dalam kasus perampokan besar di Rio De Janeiro (Fast & Furious 5),
agen pemerintah AS tersebut menganggap Toretto dan kawan-kawan setimnya
sebagai aset yang dapat membantu tugas-tugasnya. Akhirnya Hobbs pun
benar-benar pergi menemui Toretto yang tengah mengasingkan diri.
Pada mulanya, Toretto merasa enggan menerima misi
yang ditawarkan oleh agen Diplomatic Security Service itu. Tetapi ketika
Hobbs menunjukkan data-data intelijen bahwa Leticia “Letty” Ortiz masih
hidup dan diduga kuat menjadi anggota kelompok yang sedang diburu,
Toretto akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Hobbs. Apalagi, agen
plontos itu juga menawarkan pengampunan dari segala dakwaan dan bebas
kembali ke AS jika misinya berhasil. Untuk menjalankan misi itu, Toretto
segera mengontak kawan-kawan setimnya. Mulai dari Brian O’Conner (Paul
Walker) yang merupakan partner utama sekaligus saudara iparnya hingga
jagoan yang gemar melucu, yakni Roman Pearce (Tyrese Gibson).
Source : hdwallpapers.in |
Dengan teknik penyesatan dan kemampuan demolisi,
Owen yang sudah terkepung malah bisa melumpuhkan polisi-polisi
pengepungnya. Mobil Owen yang berpenampilan ala mobil formula dan
dikenal dengan sebutan “flip car” bisa membalikkan mobil-mobil polisi
pengejarnya. Kawan-kawan Toretto juga dibuat keteteran ketika
kejar-kejaran di jalanan London melawan anak buah Owen seperti Jah yang
diperankan aktor sekaligus atlet Judo asal Palembang, Joe Taslim.
Adu cerdik antara Toretto melawan Owen berlangsung
dalam tempo ketegangan yang lumayan terjaga rapi di sepanjang film. Dari
mulai awal hingga akhir, alur cerita film ini sebagai film aksi tidak
mengalami kedodoran sehingga tidak membosankan atau membuat penonton
tertidur. Apalagi film-film ini dibumbui pula oleh humor-humor segar
yang dilontarkan oleh Roman Pearce. Penampilan Roman Pearce yang penuh
humor berhasil diperankan secara pas oleh Tyrese Gibson dan seolah
mengimbangi penokohan Luke Hobbs (the Rock) yang tampil bak polisi
berdarah dingin.
Bagi penonton Indonesia, kemampuan Joe Taslim
sebagai atlet bela diri cukup menarik perhatian. Pada saat adegan
perkelahian antara Jah melawan tiga orang polisi Inggris, atraksi bela
diri yang ditampilkan sangat meyakinkan. Selain itu, Joe kembali
menunjukkan kemampuan aksi bela dirinya dalam adegan ketika Jah
mengalahkan Han (Sung Kang) dan Roman yang mengeroyoknya di Stasiun
Waterloo dengan tangan kosong.
Penampilan Michele Rodriguez sebagai Letty dalam
film ini juga semakin mengokohkan bintang berdarah Latin ini sebagai
perempuan yang tampil kuat, mandiri dan bisa mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya. Para pembaca tentu ingat peran dia dalam film SWAT.
Tetapi adegan perkelahiannya melawan Riley (Gina Carano) dalam film Fast
& Furious 6 sungguh mengokohkan kemampuannya dalam melakukan adegan
keras.
Daya tarik film ini tentu tidak bisa dipisahkan
juga dari akting Vin Diesel yang juga merangkap sebagai produsernya.
Perannya sebagai Dominic Toretto tidak dapat disangkal lagi semakin
mengukuhkan namanya sebagai salah satu “action hero” dalam dunia
perfilman Hollywood. Penampilan Vin Diesel yang lebih “membumi”
dibandingkan tokoh seperti James Bond juga membuat Fast & Furious
memiliki logika penokohan yang lebih mudah diterima banyak orang..
Akhir Fast & Furious 6 memang sudah bisa
ditebak. Nasib tokoh antagonis, sudah bisa diramalkan sejak awal dalam
film ini. Tetapi Justin Lin sebagai sang sutradara sungguh pandai meramu
adegan-adegan dalam film sehingga bisa membuat mata penonton terus
terfokus pada layar bioskop. Adegan paling menegangkan dalam film ini
tentu ketika Owen akhirnya harus berhadapan dengan Toretto di dalam
pesawat angkut militer. Selain itu, adegan pada saat kawan-kawan Toretto
mencoba menahan laju pesawat terbang besar dengan mobil-mobil mereka
juga penuh ketagangan yang mempesona.
Jika kita umpamakan sebuah film sebagai camilan
atau makanan ringan, Justin Lin berhasil menciptakan camilan aneka rasa
dalam wujud film Fast & Furious 6 ini. Pertama, dia
menggabungkan genre film kebut-kebutan mobil dengan genre film
perampokan besar-besaran yang disertai adegan ledakan-ledakan. Apalagi
sasaran perampokan gerombolan Owen dalam film ini ternyata adalah
komponen peralatan militer yang canggih. Adegan ketika Jah (Joe Taslim)
mengemudikan tank dan melindas banyak mobil di jalan raya juga sangat
memukau.
Kedua, Fast & Furious 6
menampilkan bintang film dari berbagai negara. Ada yang berasal dari
Inggris (Luke Evans), AS (Vien Diesel dkk), Spanyol (elsa Pataky) dan
tentu Joe Taslim dari Indonesia.
Ketiga, Fast & Furious 6 menampilkan
berbagai jenis mobil, seperti Dodge Chalenger SRT8 dan Dodge Charger
Daytona yang dikemudikan oleh Toretto. Ada juga Nissan GT-R dan Ford
Escort Mark yang menjadi pegangan O’Conner. Sedangkan Letty Ortiz yang
sempat adu balap dengan Toretto mengemudikan Jensen Interceptor dalam
film ini. Paling unik tentu mobil yang dikemudikan oleh Hobbs, yakni
mobil lapis baja Gurkha bikinan Terradyne Armored Vehicle inc.
Dibandingkan dengan film-film bertema berat,
Fast & Furious 6 benar-benar sangat menghibur. Tak ada pesan-pesan
yang berat dalam film ini. Anggaplah karya Justin Lin ini sebagai
camilan aneka rasa yang enak dimakan. Meskipun demikian, film ini tidak
bisa disebut sebagai film murahan. Sebagai suatu karya seni, Fast &
Furious 6 merupakan produk kreativitas dan skill perfilman yang patut
diacungi jempol.